September 24, 2010

Pengunjung Padati Bandung Air Show

| September 24, 2010
Gelaran Bandung Air Show 2010 di Pangkalan Udara (Lanud) Husein Sastranegara, disambut antusias warga Kota Bandung dan sekitarnya. Di hari pertama saja, lebih dari 15.000 warga yang mendatangi Lanud Husein Sastranegara. Mereka berasal dari berbagai kalangan mulai rombongan murid Taman Kanak-kanak, hingga orang tua.

Antusiasme warga terlihat sejak pukul 8.00 WIB. Antrean kendaraan mulai terjadi sejak 100 meter sebelum pintu gerbang masuk. Warga yang membawa kendaraan, baik motor dan mobil, cukup kesulitan mencari tempat parkir. Para pengunjung sempat tertahan sekitar setengah jam menunggu pembukaan Bandung Air Show 2010 secara resmi.

Bandung Air Show



Usai pembukaan, para pengunjung langsung dihibur dengan berbagai atraksi yaitu pencak silat kolosal yang diikuti 500 anak. Uniknya, berbarengan dengan atraksi pencak silat, tepat pukul 9.25 WIB, di ketinggian 1.000 feet altitude ground level atau sekitar 300 meter dari permukaan tanah, melintas tiga pesawat tempur Hawk 100/200 dari Skuadron 1 Pontianak. Pesawat Hawk 100/200 adalah buatan British Aerospace Engineering. Dalam kondisi tanki penuh bahan bakar, Hawk 100/200 mampu menjelajah hingga 1.600 km dengan membawa 3.000 kg persenjataan serta kecepatan 1.400 km/jam.

Ketiga pesawat tadi melakukan berbagai manuver yang menghibur dan menggetarkan jantung penonton seperti low pass, flying pass, touch down, dan simulasi penyerangan. Setelah tampil selama sekitar 15 menit, ketiga pesawat kembali ke home base-nya di Pontianak. Masih takjub dengan atraksi pilot-pilot TNI AU dengan Elang khatulistiwa-nya (Hawk 100/200), warga langsung dihibur dengan atraksi aerobatik pesawat Cessna 172 PK-NZC dan Super Decathlon jenis championship dengan nomor registrasi NK-NZP.

Kedua pesawat buatan Amerika Serikat itu diawaki dua pilot senior di Indonesia. Pesawat Cessna berwarna merah-putih, dipiloti Capt. Esther Gayatri Saleh yang merupakan satu-satunya test pilot dan flight instructor di Indonesia, bahkan di Asia. Dalam penerbangan itu, Esther didampingi Ir. Nurcholis yang merupakan flight test engineer di PT DI. Sementara Super Decathlon dipiloti Capt. Ir. Alexander Supelli yang pernah meraih peringkat dua dalam Kejuaraan Internasional Aerobatic di Australia, di tahun 1997 silam.

Keduanya melakukan berbagai atraksi dan manuver yang mendebarkan jantung para penonton seperti approaching head on (terbang saling mendekati dan berhadapan), inverted (terbang terbalik), lazy 8 (bermanuver membentuk angka 8), roller coaster, dan masih banyak lagi. Atraksi aerobatik yang berlangsung sekitar 20 menit itu dilanjutkan dengan penerjunan oleh 10 anggota gabungan dari Kopassus, Marinir, Paskhas, Polri, dan FASI.

Acara sempat terhenti karena turun hujan yang sangat deras sekitar satu jam. Beres hujan, masih ada lagi atraksi tiga helikopter EC 120 B Colibri dari Skuadron 7 Lanud Suryadarma, Kalijati Subang. Atraksi dipimpin langsung Komandan Skuadron 7 yaitu Letkol Pnb. Daan Sulfi beserta dua pilot lainnya yaitu Mayor Pnb. Tarmuji dan Kapten Pnb. Anggit. Masing-masing pilot didampingi seorang co-pilot.

Tidak tanggung-tanggung, skuadron 7 menampilkan 6 manuver yang mendebarkan mulai dari String Bombas, Tri Angel Bombas, Approaching Head On, Pedal Turn, One point turn, dan break off. Pengunjung Bandung Air Show menyambutnya dengan tepuk tangan. Atraksi belum berhenti. Masih ada penampilan trike-trike dari FASi dan pesawat-pesawat aeromodelling.

Related Posts

No comments: